Pengertian dan Definisi Julung. Julung adalah istilah untuk 
menyebut bayi yang di lahirkan di waktu tertentu. Atau lebih detailnya, Julung 
menurut Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939 adalah bayi / orang yang dipastikan 
akan sering celaka karena lahirnya bertepatan dengan saat yang tidak baik. Ada 
tiga waktu yang membuat seorang bayi di sebut julung, yaitu waktu matahari 
terbit, waktu matahari tepat diatas kepala dan waktu matahari terbenam.
Berdasarkan pembagian waktu diatas, julung terbagi menjadi 3, 
yaitu:
1. Julung kembang / julung wangi, adalah bayi /orang yang lahir 
bersamaan dengan terbitnya matahari.
2. Julung sungsang, adalah bayi / orang yang lahir saat matahari tepat berada di atas kepala.
3. Julung Sarap / julung caplok, adalah bayi / orang yang lahir bersamaan dengan terbenamnya matahari.
2. Julung sungsang, adalah bayi / orang yang lahir saat matahari tepat berada di atas kepala.
3. Julung Sarap / julung caplok, adalah bayi / orang yang lahir bersamaan dengan terbenamnya matahari.
Setiap bayi yang lahir bagaikan kertas putih, tidak bernoda dan 
tanpa dosa.  Tapi menurut tradisi jawa, para bayi ini lahir dengan membawa karma 
orang tuanya.  Karma buruk akan menbuat bayi terlhair dengan membawa kesialan, 
salah satunya terlahir sebagai bayi julung.  Menurut tradisi, bayi julung ini di 
pastikan akan sering mendapat celaka atau mendapat kesialan dalam hidupnya. 
Seperti bayi julung kembang atau julung caplok, mereka di percaya akan mengalami 
kesialan dalam hidupnya yaitu bertemu atau di makan binatang buas. Karena itu 
bayi julung caplok atau julung kembang di larang bermain ke sungai, karena bisa 
di makan buaya, atau kalau main ke hutan, akan di makan macam. Selain itu ada 
banyak jenis kesialan dan kecelakaan yang menunggu para bayi julung ini. Dan 
untuk menghilangkan semua kesialan itu, maka bayi julung harus di ruwat. 
Ruwatan yang di lakukan adalah ruwatan buang sial.  Ritual 
ruwatan ini ada tatacaranya dan harus di lakuan oleh orang yang sudah ahli. 
Tidak semua orang bisa memimpin ruwatan. Dalam tradisi jawa, ruwatan wajib di 
lakukan jika para bayi julung ini ingin terhindar dari celakan atau sial. Untuk 
melakuan ruwatan, tidak mudah. Butuh biaya yang banyak. karena itu bagi mereka 
yang tidak mampu, biasanya acara ruwatan akan di lakukan secara massal.  
Sehingga biaya yang sangat besar itu bisa di tanggung bersama secara bergotong 
royong.