Kisah Semut dan Kepompong | Aesop Fable

Semut dan Kepompong. Kisah Semut dan Kepompong merupakan satu dari sekian fabel karya Aesop yang terkenal. Kisah ini berisi pesan moral bahwa sesuatu itu tidak selalu sama dengan penampakannya. Terkadang penampilan itu menipu. Semut dan Kepompong Karena itu jangan pernah menilai sesuatu hanya dari bentuk luarnya saja. Jika situasi seperti ini hadir di hadapan anda maka ingatlah akan kisah Semut dan Kepompong karya Aesop ini.

Kisah Semut dan Kepompong

Di kisahkan pada suatu waktu yang telah lalu, hiduplah seekor semut yang gesit dan cekatan. Rajin bekerja sepanjang masa untuk mengumpulkan makanan. Suatu hari saat sedang dalam perjalanan mencari makan, semut melintas di samping kepompong yang hampir mengalami metamorforsis. Onggokan kepompong itu menarik perhatian si semut yang segera mendekat untuk mengamati. Betapa terkejutnya, si semut mengetahui bahwa bahwa dalam kepmpong itu ada makhluk hidupnya.

“Kasihan. Sungguh makhluk yang menyedihkan!” pekik Semut dengan kaget bercampur rasa jijik. Betapa menyedihkan nasibmu. Sementara aku dapat berjalan kesana-kemari sesuka hati, bahkan kalau aku mau aku dapat memanjat pohon yang sangat-sangat tinggi. Sedangkan engkau hanya bisa terbaring mengantung di sini, di dalam kepompong, dengan kemampuan hanya untuk mengerakan ekor mu saja."

Kepompong mendengar semua yang di katakan semut. Tetapi dia hanya diam dan tidak mau membalas apapun perkataan si semut. Beberapa hari kemudian, ketika semut kembali melintasi jalan itu lagi, semut melihat kepompong telah kosong. Yang tertinggal hanya kulitnya saja. Sedang makhluk yang semula ada di dalamnya telah lenyap. Saat si Semut sedang tertentun sambil bertanya-tanya dalam hati akan apa yang mungkin terjadi dengan isinya, tiba-tiba semut merasa sesuatu melayang diatasnya. Semut mendongak keatas. Diatasnya nampak seekor kupu-kupu yang indah sedang terbang meneduhinya sambil mengibaskan sayapnya yang cantik.

"Lihatlah kearahku," kata kupu-kupu, "teman yang menyedihkan. Tambah kekuatanmu untuk berlari dan memanjat agar bisa menyaingiku." Setelah berkata begitu, kupu-kupu terbang keudara, semakin lama semakin tinggi diiringi tiupan angin musim panas yang hangat kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong itu lenyap dari tatapan mata semut selama-lamanya.