Pengertian dan Definisi Makanan kaleng. Makanan kaleng adalah makanan yang di kemas dalam suatu wadah tertutup dan kedap udara, baik wadah yang terbuat dari kaca ataupun kaleng. Makanan kaleng pertama kali diperkenalkan oleh Nicholas Appert, warga negara Prancis pada tahun 1806. Pada mulanya, makanan kaleng yang di perkenalkan oleh Nicholas di kemas dalam botol kaca dan di tutup dengan kayu gabus. Proses pembuatannya pun sangat sederhana. Makanan yang akan di simpan di masukan kedalam botol yang telah di rebus. Botol tersebut kemudian di tutup dengan penutup gabus yang longgar lalu di rebus lagi sampai mendidih agar udara yang masih terperangkap dalam botol keluar semua. Setelah itu, kencangkan penutup gabus hingga rapat sehingga udara tidak dapat masuk kedalam botol. Dengan cara seperti ini, makanan yang di simpan dapat bertahan lama dan bisa di konsumsi kapan saja hingga tiba masa kadaluarsanya.
Pengalengan merupakan salah satu metode pengawetan makanan yang paling populer saat ini. Makanan yang di awetkan dengan proses pengalengan inilah yang kemudian disebut makanan kaleng. Meski tidak semua makanan tersebut di kemas dalam kaleng. Tetapi ada juga yang di kemas dalam boto kaca atau jar. Pemilihan kemasan yang di gunakan tergantung pada jenis makanan yang akan di kalengkan. Kaleng biasanya di gunakan untuk makanan yang penampakannya tidak begitu menggundang selera. Seperti contohnya pengalengan daging cincang, ikan dalam kaleng, sayuran, dll. Sementara makanan seperti jam atau jelly, atau minuman berkarbonasi yang dari penampakannya dapat memberi minat pada seseorang untuk mencicipi biasanya di kalengkan dalam sebuah botol kaca atau jar. Dan lagi dari segi ekonomis, botol kaca lebih ekonomis dari pada penggunaan kaleng, karena biasanya botol kaca dapat digunakan kembali untuk mengemas makanan setelah di bersihkan terlebih dahulu tanpa perlu di cetak ulang.
Meskipun saat pertama kali di perkenalkan proses pembuatan makanan kaleng terlihat begitu sederhana, namun saat ini setelah teknologi makanan kaleng menjadi populer dan merupakan salah satu proses pengawetan makanan tingkat tinggi, proses nya menjadi sedikit lebih rumit. Sebelum di kalengkan, makanan masih perlu diolah dengan pengolahan khusus yang berfungsi untuk mencegah kerusakan bahan pangan selama proses pengalengan. Berbagai metoda telah di gunakan untuk mencegah kerusakan makanan selama proses diantaranya pasteurisasi, pendinginan, pembekuan, pengeringan, perlakuan vakum, penambahan agen antimikroba yang sesuai dengan resep makanan yang diawetkan, radiasi, perendaman dalam larutan garam yang kuat, perendaman dalam larutan asam atau basa, atau larutan yang mempunyai kemampuan osmosis sangat tinggi seperti larutan gula jenuh, dll.
Untk mencegah pertumbuhan mikroba yang tidak di inginkan seperti Clostridium botulinum, setelah di kemas, makanan kaleng harus di strerilisasi dengan suhu sangat tinggi yaitu sekitar 116-130 ° C. Hampir semua makanan kaleng harus melalui proses sterilisasi suhu tinggi, kecuali makanan yang bersifat sangat asam dengan pH di bawah 4,6 seperti buah-buahan, acar sayuran, atau makanan lain telah di tambahkan larutan asam.
Menurut eksperimen para ilmuwan, makanan kaleng mempunyai daya simpan sangat tinggi hingga lebih dari 10 tahun tergantung pada jenis makanan yang di kalengkan. Namun begitu makanan kaleng juga dapat mengalami kerusakan akibat dari proses pengalengan yang tidak sempurna. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan makanan kaleng dapat dibaca di SINI. Meskipun mengkonsumsi makanan kaleng terlihat mewah, effisien dan aman, tapi sebenarnya, ada bahaya tersembunyi yang mengintai para pecinta makanan kaleng. Terutama yang berkenaan dengan efek samping kemasan kaleng yang digunakan. Untuk mengetahui bahaya terlalu sering makan makanan kaleng, dapat di baca di SINI.